9 Masukan untuk RHL

rhl

merupakan istilah yang sering terdengar

saat ini, istilah ini akan kental terdengar ketika kita berbicara tentang global warming dan bencana yang

diakibatkan oleh alam dalam konteks keseimbangan ekosistem. Dari dahulu hingga

sekarang upaya rehabilitasi terus menerus dilakukan namun cenderung hasil usaha

tersebut semakin menurun kualitasnya. Berbagai metode telah dilakukan dari mulai

metoda kemitraan dengan masyarakat, peraturan atau regulasi yang ketat, sampai

kepada pemberian bantuan gratis kepada masyarakat, seperti pemberian bibit.

Memang secara kasat mata kita ketahui bahwa kegiatan rehabilitasi sudah sangat

berhasil dan itu didukung oleh beberapa laporan dan dokumentasi yang sepertinya

mendukung, namun apabila kita cermati

lebih dalam lagi maka kita akan tercengang ketika kita mengetahui fakta

dilapangan yang sepertinya pencapaiannya kurang optimal.

Kenapa bisa terjadi demikian? Beberapa pakar

ahli lingkungan di Indonesia mencoba menemukan mengidentifikasi, dan

mengevaluasi fenomena ini. Namun sepertinya lama kelamaan solusi tersebut tidak

berguna karena terhapus oleh imbas jaman dan budaya yang tidak baik. Beberapa

orang berpendapat bahwa kendala tersebut diakibatkan oleh system yang tidak

benar. Apakah betul memang penyebabnya adalah system?

System yang sudah dibangun dalam

upaya rehabilitasi sudah sangat sempurna, namun ketika system tersebut dikelola

dan dilaksanakan oleh manusia yang serakah dan kurang beranggung jawab maka

implementasi dari system tersebut akan pincang dan tidak sesuai dengan tujuan. Kalau

memang bukan karena system lalu apa?

Menurut saya itu disebabkan

karena individu yang serakah dan budaya kurang baik. Pelaku dan Pelaksana Kebijakan

dan Implementasi Rehabilitasi yang akan berpengaruh kepada keberhasilan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Kenapa ajuan untuk bantuan penanaman

cenderung tidak sesuai dengan waktu teknis yang ada? Mereka (wakil rakyat) beralasan

bahwa urutan pembahasan kegiatan RHL harus

mengikuti tahap penyelesaian, diskusi, dan pembahasan oleh wakil rakyat

sehingga memerlukan waktu yang panjang. Seharusnya pembahasan mengenai RHL

mendapat prioritas nomer wahid, jangan terlalu membahas kegiatan yang tidak terlalu

menyesuaikan dengan aturan waktu alam, karena alam sudah ada aturan yang pasti

sedangkan kita manusia harus menyelaraskan dengan aturan tersebut.

Jadi sampai kapanpun apabila tiap

diri manusia tidak ada niatan untuk mensukseskan keberhasilan kegiatan Rehabilitasi

Hutan dan Lahan (RHL), saya rasa itu cukup mustahil merecover semua kendala dan

permasalahan yang terus bermunculan. Uang Negara yang tidak sedikit akan terus

dikeluarkan secara mubazir untuk mebiayai semua permasalahan yang bermunculan

sehingga akan menghambat tujuan RHL.

Sehingga apa yang pertama kali harus dibenahi ? Sembilan saran

dan masukan agar kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dapat berhasil

adalalah :

1.

Cetakgenerasi dengan orientasi kepada kearifan lingkungan. Biasanya anak anak muda /generasi

muda akan lebih mengerti ketika disuguhkan hal menarik tentang alam. Belajar untuk mencintai lingkunga

2. Buatkan regulasi yang tegas. Dengan regulasi yang tegas akan memaksa orang yang tidak bertanggung jawab jera.

3. Sosialisalikanterus akibat dari ketidakseimbangan ekosistem terhadap alam, khususnya kepada

para pembuat keputusan, stakeholder, dan generasi muda.

4. Selalu

bermitra dengan masyarakat. Bagaimanapun masyarakat merupakan bagian dari

ekosistem yang harus juga diperhatikan. Masyarakat akan lebih peduli ketika

diberikan pendekatan dan kepercayaan.

5. Rehabilitasi

kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat disekitar hutan. Dengan kondisi

kesejahteraan dan pendidikan yang baik maka masyarakat akan lebih peduli

terhadap lingkungan, tidak semata mata berpikir mengenai urusan perut saja.

6. Koordinasi

dengan berbagai pihak terkait. Kadang

kadang usaha rehabilitasi hanya dipegang oleh satu kelompok saja sehingga yang

lain malah tidak mengerti dan merasa tersisihkan.

7. Agenda

rehabilitasi harus diprioritaskan. Hal tersebut karena RHL harus menyesuaikan

dengan alam.

8. Volume

Kegiatan RHL jangan terlalu banyak. Akan lebih baik apabila dilakukan secara

bertahap sedikit demi sedikit agar hasilnya dapat optimum dan sesuai harapan.

Volume yang terlalu besar cenderung timbul penyelewengan baik dari segi

pengawasan dan evaluasi terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.

9. Buatlah

komitmen dengan masyarakat secara professional. Keprofesionalan akan

berpengaruh terhadap kepuasan kedua belah pihak. kualitas kerja yang baik akan

lebih menjamin keberhasilan RHL.

Dari sembilan

jenis masukan tadi mungkin masih ada lagi ide yang lebih baik dalam

mensukseskan keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) ? Semoga!


Tags: rehabilitasi hutan dan lahan, kritis, hutan, kbr, rhl, das, rony al afgani --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di Sini