Beda Bachdim dan Bechkam

Kesamaan Irfan Bachdim dan David Bechkam adalah sama-2 pemain sepakbola dan mempunyai istri yang cantik serta menjadi bintang iklan,tetapi dari segi popularitas tentu berbeda karena Bachdim terkenal di tingkat lokal Indonesia sedang Bechkam sudah mendunia.

Perbedaan yang menyolok antara keduanya adalah Bechkam dapat menjaga popularitasnya menjadi pemain sepakbola profesional yang juga membela negaranya,Inggris. Sedangkan Bachdim baru saja “tamat” karier sepakbolanya di Timnas Indonesia,sebab dicoret oleh pelatihnya karena tidak memenuhi panggilan dengan beribu alasan seperti yang diungkapkan di akun twitternya.

Bachdim memang bukan Bechkam dan tidak bisa diperbandingkan sejajar. Tetapi sangat menarik sekali bila Bachdim mau belajar “mental profesional” dari seorang Bechkam. Rata-2 manusia Indonesia memang bermental rendah,terutama bila sudah diambang puncak kariernya dan menjadi populer,mereka tidak menjaga imej dirinya dengan melakukan perilaku yang terpandang,lebih cenderung imej yang dibangun adalah kepura-puraan,semacam politik pencitraan yang dibangun oleh pemimpin negeri ini.

Mental profesional adalah berani mengakui kesalahannya dan tidak menyalahkan keadaan ataupun orang lain. Walau Irfan Bachdim bukan orang Indonesia tulen karena berdarah campuran,namun demikian ybs tinggal dan menetap di Indonesia serta sudah “ketularan” dengan mental bangsa ini. Selalu “ngeles” dan cari simpati dengan hal-2 yang bersifat pribadi sehingga kesalahannya minta dianggap sebagai sangat manusiawi.

Di Indonesia,mungkin mental tentara seperti Kopassus,PasKhas,dsb yang bisa dianggap sebagai mental profesional. Mereka lebih mengutamakan merah-putih katimbang keluarganya. Rata-rata Nasionalisme mereka tidak diragukan,tentu diatas jauh dari rata-2 manusia Indonesia.

Sangat disayangkan seorang Irfan Bachdim dengan usia masih 23 tahun harus kehilangan kesempatan membela timnas Indonesia. Ketenarannya yang dibangun melalui sepakbola dan timnas bisa sirna di bumi Indonesia. Hal yang mirip pernah menimpa Briptu Norman Kamaru yang berpikir bisa terkenal setelah keluar dari Brimob,karena merasa sudah sangat terkenal dan banyak pesanan manggung,maka Briptu Norman lebih memilih karier sebagai penyanyi daripada seorang polisi Brimob. Irfan Bachdim juga barangkali berpikir dengan “kegantengan” nya bisa menjadi bintang iklan,padahal ybs tenar karena masyarakat Indonesia memang pecinta sepakbola,dan Irfan Bachdim terkenal kana main sepakbola disini.

Ini proses pembelajaran bagi rakyat Indonesia,jangan merasa besar kepala bila sudah menjadi tenar,ada pepatah Jawa yang terkenal “Kacang lali kulit-e” begitulah kira-2 yang terjadi pada Irfan Bachdim dan mantan Briptu Norman Kamaru…..

Bagaimana pendapat anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di Sini