Perjalanan Rindu

rembulan hendak menjadi sabit di pelupuk mataku
terpantul di dinding-dinding kaca mira
sesekali bergetar, dan sesekali bersuara
melaju, menjauhkanku dari pinggiran kota jogja

rembulan yang sendirian
menggelayut di salah satu bilik langit malam
temaram
seperti mataku yang sembab oleh angin dan air mata rindu

di sini dingin, saat orang-orang menunjuk senyumanku
karena aku sudah sembunyikan gejolak hatiku di kursi tempatku duduk
hanya aku yang tahu
hanya aku yang merasakan rindu kepadamu

malam terlalu cepat menjemput pagi
melewati kota-kota di ujung timur pulau jawa
dan kau masih tetap terdiam di bumi barat sumatera

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di Sini