Mencari Rakyat yang Merakyat Saja Susah, Apalagi Mencari Pemimpinnya

Nihil

Banyak orang, pihak atau perkumpulan terutama para wakil rakyat dalam pergerakannya, usahanya serta dalam melancarkan misinya untuk mencapai tujuan mereka tersebut yang mengklaim tindakan atau sikapnya tersebut demi rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat,  yang mengatasnamakan rakyat dan menjual nama rakyat.

Rakyat yang mana, dimana, jam berapa? Mana buktinya? Mana surat kontraknya dari rakyat yang Anda maksud? Mentang-mentang Anda sudah terlanjur dipilih saat Pemilu, maka dengan serta-merta Anda bisa dengan leluasa mengatasnamakan semua tindakan, usaha dan kepentingan Anda karena, demi dan untuk rakyat?

Sepertinya rakyat jadi komoditi yang paling mahal dan laris di negeri ini untuk dijual kemana-mana oleh orang-orang atau pihak-pihak yang mengatasnamakan rakyat. Entah rakyat siapa dan rakyat dimana. Padahal kalau ditelusuri dari sikap, perbuatan dan kelakuan mereka, malah mereka tidak bisa memposisikan diri sebagai rakyat, tidak terlihat merakyat dan hasilnya untuk rakyat pun tidak terlihat.

Mereka seakan-akan tidak paham atau pura-pura tidak mengerti apa yang diinginkan oleh rakyat yang mereka sering atasnamakan tersebut. Bahkan rakyat bisa jadi senjata pamungkasnya kalau sudah kepepet.

Maka oleh karena itu, kalau Anda belum bisa mencoba untuk bisa menjadi rakyat, belum bisa merasakan apa yang diinginkan rakyat dan belum bisa membuktikan hasil kerja Anda yang telah membawa manfaat untuk rakyat serta belum bisa mengangkat atau menjadi lokomotif dari rakyat.

Maka kedepannya, sebaiknya Anda dalam bertindak, bergerak dan berusaha, tidak usah membawa-bawa dulu nama rakyat. Bawa atau atasnamakan diri Anda sendiri saja dulu, nanti kalau sudah terbukti membawa manfaat untuk rakyat, barulah tidak apa-apa Anda mengatasnamakan rakyat!

Karena saya sebagai rakyat, kami ataupun Anda misalnya dalam posisi sebagai rakyat, pasti tidak bersedia atau tidak akan mengijinkan diri Anda diatasnamakan, diklaim atau nama Anda dijual-jual oleh orang-orang atau pihak-pihak, untuk sesuatu tujuan yang Anda sendiri belum mengetahuinya kejelasannya. Apalagi kalau tujuan atau misi dari orang atau pihak-pihak tersebut, tidak ada manfaat, hasil dan keuntungannya untuk Anda.

“Pasti Anda keberatan kan”? Begitu juga dengan kami sebagai rakyat!. Maka oleh karena itu, jadilah rakyat yang merakyat secara alami. Supaya ketika Anda nanti dipercaya oleh rakyat untuk menjadi pemimpin atau wakil rakyat, maka Anda akan cenderung selalu menjadi rakyat yang tetap merakyat!.

Dan pertanyaan untuk kita-kita sebagai rakyat, termasuk saya. “Apakah sikap, tindak-tanduk dan kelakuan sehari-hari kita sudah merakyat”?.

Terima kasih


--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di Sini