Tragedi Angkutan Umum

Nihil

Sore ini, saya pulang agak telat karena baru saja membeli kado ulangtahun untuk teman. Dari grage mencari angkutan umum D2. Awalnya, sepanjang jalan masih baik-baik saja hingga akhirnya saya melewati jalan pemuda dan menyusuri jalan setelah perumahan GSP.

Tiba-tiba, mobil angkutan umum yang saya tumpangi berhenti, sedangkan dari dalam tidak ada yang mengucapkan perintah, kiri kiri.. atau apapun itu. Tandanya, ada penumpang baru yang akan bergabung bersama sekitar 11 orang di dalam mobil.

Di sana ada dua orang laki-laki tinggi dengan kepala model rambut cepak. Uh, gagah dan gantengnya. Saya rasa mereka berdua adalah perwira yang tempat tinggal tidak jauh dari tempat mereka menunggu tumpangan. Bling bling gimana rasanya.. Sayangnya salah satu dari mereka membawa atau sedang menikmati tepatnya, sebuah gulungan kertas padat cokelat putih. Asapnya itu loh.. Ngepul gak santai. Kontan, seisi angkutan umum sibuk kipas-kipas daerah pernapasannya dan yang berada di dekat jendela langsung membuka jendela lebar-lebar.

Apa-apaan nih?

Saya perhatikan. Ganteng sih ganteng tapi bengaknya ampun deh. Mungkin karena merasa keren, si abang tengil jadi seenaknya. Saya yang duduk kebagian di pojok megap-megap bahkan nekat tutup hidung, tidak peduli perasaan si perokok karena ternyata si perokok pun tidak peduli terhadap orang sekitarnya.

Syukurlah.. Beberapa saat kemudian saya sampai di tempat tujuan. Kiri kiri.. dengan tegas dan riang saya utarakan.

Berhubung tempat duduk saya di pojok, alhasil untuk keluar saya harus melewati tumpukan orang-orang yang ada di dalam sana. Beruntung mereka yang saya lewati berbaik hati untuk mengenyampingkan kaki demi kelancaran saya keluar angkutan umum tersebut. Namun si abang-abang kacau tadi duduk dengan santainya tanpa geser geser sedikitpun. Mana kakinya yang jenjang memakan hampir setengah jalan keluar. Alaaaah pelit amat bang.

Mau negur ya gimana. Gini gini juga kan saya pelajar yang gak mau besok paginya masuk koran cuma gara-gara digebuk orang dalam angkot T.T

Si orang sepertinya benar-benar mengamalkan ilmu padi deh. Semakin berisi semakin merunduk. Jadi kalau masih cetek ya tegak, sombong. Rendahan.


--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di Sini